WEBSITE RESMI

Kamis, 06 Desember 2018

PANJI AL QUR'AN BAKAL BERKIBAR DI MURATARA

Kabarmuratara.oneline , Sumenep - Pada Hari Kamis (6/12/18/) Bupati HM. Syarif Hidayat melakukan kunjungan kerjanya ke Pondok Pesantren Al Amien Prenduan Kabupaten Sumenep Jawa Timur, pada kesempatan itu Bupati menyampaikan
Insyaallah anak-anak santri dari Muratara tak lama lagi bakal memberikan warna tersendiri di bidang agama untuk kabupaten baru kita yang berslogan berselang serundingan.ungkapnya

"Dalam kurun waktu satu tahun semenjak anak-anak dititipkan di beberapa pesantren di pulau Jawa dan Sumatera, dalam pantauan di lapangan telah menunjukkan hasil yang benar-benar signifikan dari segi akhlak maupun wawasan dan keilmuan".jelasnya lagi

"Mereka sudah bisa berbicara Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, bahkan hafalan Alquran mereka ada yang sudah 8 juz".terang Bupati

"Saya sangat mengharapkan anak-anak santri yang dititipkan ke beberapa pesantren ini akan menjadi pilar pilar utama di setiap desa dalam kabupaten Muratara.

Menurut pengakuan dari beberapa orang santri putra maupun putri mereka mengatakan bahwa sudah betah di pesantren.

Kami sangat berterima kasih kepada bapak bupati Muratara yang telah memberikan fasilitas kepada kami, membiayai kami selama di pesantren.jelas perwakiln santri

Terus terang, kami mulai dari kakek, bapak hingga kami belum pernah kami diberlakukan oleh bupati seperti yang terjadi di zaman kami Sekolah dibiayai bupati, mondok dibiayai bupati. Pokoknya belum pernah, terdengar serak menahan tangis haru dari seorang santriwati asal Nibung.papar santri

Dalam season tanya Jawab ini, kesan yang dapat diambil output dari program ini telah membuahkan hasil yang luar biasa. Walaupun dari sisi lain terdapat sekitar 5% dari santri yang mengikuti program ini mengundurkan diri oleh sebab tidak tahan berpisah dengan orang tua dan keluarga. Bukan karena sebab-sebab lain.

Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Al Amien KH. DR. Ahmad Fauzi Ridjani, MA dalam sambutannya mengatakan, saya anggap Bapak Bupati benar-benar seorang visioner yang sangat beda dengan kepala daerah lain dalam segi ide dan program serta terobosan. Seperti contoh dalam beasiswa santri ini. Suasana acara dialog interaktif semakin mencair dengan adanya guyonan sang pimpinan.

Selanjutnya dalam sambutan penutup, Bupati memberikan informasi untuk para santri bahwa Kabupaten Muratara pada April 2019 akan menjadi tuan rumah MTQ tingkat provinsi Sumatera Selatan.terangnya

Untuk itu bagi anak-anak didik Muratara yang berada di pesantren Madura, Jawa ataupun Sumatera bagi yang dianggap mampu oleh kakak-kakak pembinanya diperbolehkan untuk ikut berkompetisi dalam ajang tersebut.tutup Bupati

"yang juga disambut teriakan semangat dari para santri dengan menggema takbir ‘Allahu Akbar'".

(*Ferry Irawan AM)*
Pengamat budaya dan sosial masyarakat


Senin, 02 April 2018

Diklatsar Banser GP Ansor Muratara Ditutup

www.ansormuratara.or.id - Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Muratara yang diselenggarakan sejak tanggal 31 maret smpai dengan 2 April 2018 bertempat di  madrasah diniyah desa bina karya secara resmi di tutup(02/04/2018).


Pelatihan yang diikuti oleh kurang lebih 50 peserta ini berjalan lancar tanpa ada halangan yang berarti. Kendati cuaca kadang tidak mendukung, tapi hal itu justru menambah semangat para peserta yang digembleng secara militer yang sengaja didatangkan dari Koramil Rawas ilir.


Narimo (21) Pemuda asal Kecamatan karang dapo ini begitu antusias dan semangat sejak acara Diklatsar ini dimulai.


“Hingga saat ini saya masih bersemangat, seakan saya masih belum puas dibina oleh para instruktur yang mempelajari saya banyak ilmu seperti bagaimana saya dipelajari cara membantu para korban bencana alam, pengamanan, dan masih banyak lagi,” papar Narimo.


Upacara penutupan berjalan khidmat setelah sebelumnya dilakukan pengukuhan para peserta menjadi anggota baru Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Muratara. Upacara ini dipimpin langsung oleh Ketua Gerakan Pemuda Ansor melalui wakasat korcab Banser Kabupaten Muratara, Komandan solikin.


Menurutnya, ketangguhan yang dimiliki oleh pemuda Banser ini harus benar-benar diimplementasikan dalam kehidupan yang nyata setelah nanti terjun langsung di tengah-tengah masyarakat.


“Gelar Banser yang baru saja disematkan didada sahabat-sahabat banser ini bukan hanya dijadikan kegiatan ceremonial semata. Atau bahkan pola sikap yang kemudian dilakukan terkesan menjadi sombong. Tapi harus benar-benar dijiwai menjadi spirit bagaimana banser harus bisa mengabdi kepada para Ulama, Masyarakat, Bangsa dan Negara,” kata solikin dalam sambutannya.


Sementara itu, Ketua Pantia sekaligus senior banser Muratara Bapak Nur Cholis mengatakan akan terus melakukan rekrutmen anggota Banser secara periodik.


“Sejatinya rekrutmen anggota banser ini dilaksanakan dua kali dalam setahun. Bahkan kami sudah mewacanakan agar kemudian rekrutmen Banser ini harus mulai dilakukan di tingkat Kecamatan yang dalam koordinasinya berada di dalam kepengurusan Pimpinan Anak Cabang (PAC). Mudah-mudahan nanti bisa direalisasikan,” pungkas pak cholis disela-sela upacara.


Selasa, 20 Maret 2018

Bahas Konflik, GP Ansor Muratara Gelar Dialog Kebangsaan

Muratara, - Dialog Kebangsaan dengan tema peran strategis tokoh masyarakat, tokoh agama dan pemuda dalam mencegah Konflik Sosial Muratara, menghadirkan beragam kalangan cendekia masyarakat di Muratara.

Unjuk rasa berujung pemortalan Jalan lintas Sumatera (Jalinsum) yang kerap dilakukan warga Muratara dalam menyampaikan aspirasi, menjadi topik utama dalam dialog kali ini.

Acara yang dilaksanakan oleh Gerakan Pemuda Ansor (GPP), Muratara  dilakukan di Aula RM, Sederhana, Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara, Rabu (29/11) sekitar pukul 11.36 WIB, dihadiri beragam kalangan aktivis maupun tokoh masyarakat.‎

Pimpinan Cabang GPP Ansor Muratara, Waroko Hakim yang menjadi tuan rumah dialog menuturkan, acara dialog ini dilakukan untuk membuka wawasan masyarakat khususnya warga Muratara.‎

Menurutnya, unjuk rasa yang kerap dilakukan masyarakat selama ini, hanya untuk kepentingan oknum tertentu, gerakan elit politik, gerakan sakit hati. Karena selalu mengorbankan kepentingan masyarakat banyak dengan melakukan pemortalan jalan raya dan kesalahan objektif selalu ditudingkan ke Bupati.

Dia berharap, dengan dialog ini bisa menjadi solusi kebuntuan komunikasi antara masyarakat, sehingga setiap permasalahan bisa segera teratasi dengan cara-cara yang tidak anarkis. "Kami pemuda, kami tidak anti dengan unjuk rasa. Tapi kalau sampai mengorbankan kepentingan orang banyak, ‎dan merusak aset negara itu bukan solusi, tapi hanya menambah masalah,"timpalnya.
        
Dia mengatakan, selama ini banyak kalangan masyarakat yang fokus menyerang kebijakan Pemerintah Daerah (Bupati), padahal banyak unsur pemerintahan yang terlibat dalam membuat kebijakan daerah itu. 

"Tapi seolah-olah DPRD, Kades, Camat tidak terlibat dalam membuat kebijakan pemerintah itu. Mereka tidak ada ketika masyarakat ada masalah, unsur pemerintah itu banyak ada Eksekutif, legislatif maupun perangkat lainnya,"bebernya.
        
Bupati Muratara H Syarif Hidayat mengharapkan, acara yang dilaksanakan oleh GP Ansor ‎Muratara ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat agar kembali mengerakan roda organisasi kepemudaan ke hal positif. Menanggapi tema pembahasan, Bupati Menyampaikan pihaknya mempersilakan ke masyarakat untuk menyampaikan asfirasi.
    
Namun penyampaian asfirasi itu harus sesuai dengan aturan, tidak anarkis, merusak aset negara apa lagi sampai melakukan aksi pemortalan jalan negara. "Saya tidak ingin aksi pemortalan jalan terulang lagi, kita zolim jika menutup jalan negara, karena jalan itu untuk kepentingan orang banyak dan bukan hanya milik warga Muratara saja," pesannya.‎
         
Sementara itu, Kasdim 0406 Mura-Lubuklinggau-Muratara, Mayor INF Budiman Hutahuruk yang menjadi pemateri peran Komponen Masyarakat dalam menangani konflik menyampaikan. Indonesia terdiri dari beragam agama, suku dan ras, semua berpotensi konflik, jika masyarakat tidak peduli dan mencegah konflik komunal tersebut, pasti konflik akan terjadi.
        
Menurutnya, konflik bisa dipicu dari exklusivisme, suku, agama, ras, sara, politik kesenjangan sosial, perpindahan penduduk secara masal, dan kondisi masyarakat yang rentan terhadap tindakan provokatif‎. 

"Bagaimana kita menjabarkan informasi yang kita dapat, karena sekarang banyak sekali berita provokatif yang disebar lewat media maupun Media Sosial. Kita harus inplementasikan dasar pancasila dikehidupan sehari-hari, sebagai tameng persatuan kebangsaan dan bernegara," ucapnya.
      
Dia mengatakan, jika konflik ada, apakah ada keadilan di sana? "Supaya menuju ke adilan yang beradab, masyarakat harus mengakui perbedaan, dalam kehidupan. Kita harus mengembangkan sikap tenggang rasa dan tidak semena-mena dengan orang lain,"jelansnya.
          
Mayor INF Budiman Hutahuruk menegaskan, jika wilayah sudah terkena konflik sosial. Sudah dipastikan daerah itu mudah di provokasi dan di adu domba oleh pihak luar. Bahkan, hal itu sudah pernah terjadi di wilayah Iraq. 

"Akhirnya mereka perang saudara, mereka tidak sadar itu negara mereka sendiri dan mereka tidak sadar apa akibatnya. Ujungnya, hanya ada penyesalan karena negara mereka sudah hancur, mereka tidak sadar masyarakat disana di adu domba," ucapnya.
        
Dia menyampaikan, hal ini merupakan strategi perang modern yang diterapkan oleh pihak tertentu dan sangat berbeda dengan perang konvensional yang menggunakan senjata. 

"Jadi kita harus perkuat persatuan bela negara di daerah, dengan cara mencegah provokasi, konflik dan lainnya. Jaga terus keutuhan bangsa dan NKRI harga mati,"pintanya.
        
Sementara itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Muratara, Muhamad Ali menuturkan, masyarakat Muratara jangan mudah di provokasi sehingga zolim dengan cara menutup jalan raya jika melakukan unjuk rasa. Ditakutkan, akibat citra negatif yang terbentuk membuat kemerosotan pembangunan di Muratara.
         
"Kita harus perbanyak dialog, jangan sampai buntu komunikasi. Perbanyak sosialisasi, tetap jaga keutuhan NKRI,"timpalnya. 

Tokoh Pemuda Muratara, Agus Maryanto mengatakan di Muratara saat ini terjadi krisis ras, dan masyarakat Muratara umumnya mengeneralkan konflik dengan permasalahan politik.
          
"Kita sudah meniru masyarakat Amerika, seluruh persoalan kita laporkan secara demokrasi. Ketika ada masalah hukum, itu ditangani proses hukum. Aksi portal jalan itu sebenarnya masalah hukum yang lambat ditangani sehingga terekspos dan menyerempet ke permasalahan politik,"timpalnya.
           
Ada beberapa persoalan yang menjadi kesimpulan yang bisa diambil untuk mencegah konflik di wilayah Muratara. "Caranya harus memperbanyak dialog dan memilah permasalahan sesuai poksinya," tegasnya. 

Jika itu permasalahan hukum di selesaikan secara hukum, jika masalah politik di selesaikan secara politik, jika ada permasalahan sistem pemerintah diselesaikan dengan sistem pemerintah.
        
Dia juga menyampaikan, masyarakat Muratara harus menyadari musuh-musuh yang menjadi faktor utama penyebab konflik tersebut. Diantaranya, yang menjadi penyebab konflik kebodohan, kemiskinan, ke tidak adilan, ke tidak sejahteraan,dan ke tidak setaraan.
         
"Masyarakat harus menyadari, musuh kita bukan pemerintah atau objek. Tapi musuh utama kita itu tidak nampak, ini yang mesti kita atasi. Jika itu sudah melekat di masyarakat otomatis bisa mengakibatkan konflik," tutupnya.
         
Sementara itu, perwakilan dari Pemuda Pancasila Muratara, Taufik Said menyatakan. Untuk penuntasan koflik di masyarakat, semua element pemerintahan harus dilibatkan. Karena unsur pemerintah tidak hanya satu lembaga atau insitusi.

"Pemda, DPRD, Camat, Kades, aparat penegak hukum, Kementerian Agama harus turun ketika ada masalah di masyarakat. Karena Muratara ini milik kita semua, bukan hanya Pemda atau satu golongan," tandasnya.
        
Di akhir acara, seluruh tokoh pemuda, tokoh masyarakat dan seluruh peserta langsung menandatangani deklarasi kesepakatan untuk membangun kabupaten Muratara, agar lebih baik lagi masa mendatang.

Sumber : Detiksumsel.com


Sabtu, 17 Maret 2018

Tokoh Nasional Nilai Pembangunan Muratara Berhasil 

MURATARA- Kepala Kwartir Nasional (Ka Kwarnas)  Gerakan Pramuka Indonesia, Adhyaksa Dault memuji Bupati Musi Rawas Utara, H. Syarif Hidayat dalam dua tahun kepemimpinannya sangat konsen dalam mendidik Sumber Daya Manusia (SDM)  yang berkualitas. 



Menurut mantan Menpora ini,  salah satunya perhatian lebih terhadap perkembangan Gerakan Pramuka Di Kabupaten Musi Rawas Utara. Dengan dukungannya Muratara mampu membangun bumi Perkemahan dengan fasilitas yang lengkap. 



"Alhamdulillah soreni Meskipun Perjalanan yang jauh. Sangat membahagiakan sekali hari ini,  saya bersama rombongan ancungi Jempol kepada Kak Syarif yang sangat perhatian dengan Gerakan Pramuka dalam rangka mencetak masa depan generasi muda Muratara,  Insya Allah berkah, "ucap Adhyaksa Dault, saat meresmikan Bumi Perkemahan Sungai Aur di Kecamatan Rawas Ilir,  Jumat (16/3)



Dikatakan Adhyaksa Dault. Pembangunan di Muratara dapat dikatakan berhasil,  dengan adanya Bumi Perkemahan berstandar nasional ini,  sebagai tempat berkumpulnya mencetak generasi penerus bangsa.



Mantan Ketua KNPI ini menilai Bupati Muratara gesit dan konsekwen dalam membangun daerahnya.



Apalagi,  ungkapnya pembangunan bumi Perkemahan ini tidak hanya pemerintah saja yang ikut andil,  tapi juga perusahaan di Kabupaten Muratara. 



"Artinya ada sinergisitas antara Pemerintah dengan perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Muratara,  itu sudah seharusnya para perusahaan membantu pembangunan untuk kemajuan Muratara,"ajaknya. 



Dia meminta kepada pengurus Gerakan Pramuka di Kabupaten Musi Rawas Utara untuk menyusun Jadual kegiatan bertingkat nasional nantinya. 



Adhyaksa Dault meyakinkan dengan adanya kegiatan nasional tadi, Presiden Indonesia,  Joko Widodo ataupun Wakil Presiden dapat hadir dan berkunjung ke Bumi Beselang Serundingan.



Nah, dengan kehadiran tokoh-tokoh nasional, Adhyaksa Dault optimis Kabupaten Muratara dapat berkembang dengan pesat. 



"Teman-teman di Jakarta dapat mengetahui Kabupaten Muratara ini Luas penuh dengan SDA dan SDM berkualitas,"ungkapnya. 



Adhyaksa Dault juga mendoakan peserta 868 kemah tingkat Kabupaten kedepannya dapat menjadi orang-orang yang Sukses yang nantinya menggantikan Pemimpin Di negara ini. 



Dikatakannya ini bukan hal yang mustahil, Karena sejatinya Gerakan Pramuka inilah yang merupakan revolusi mental yang sesungguhnya yang merupakan cita-cita Presiden Jokowi. 



"Saya Sampaikan kepada bapak Presiden,  revolusi mental itu ada di Gerakan Pramuka, Karena Gerakan pramuka itu cinta tanah air, "utaranya. 



Sementara itu Bupati Muratara, H. Syarif Hidayat mengatakan peranan Gerakan Pramuka merupakan salah satu upaya bangsa ini untuk melindungi generasi muda dari berbagai ancaman yang dapat merusak masa depan.



Dikatakannya Gerakan Pramuka yang dikembangkan dapat menjadikan generasi muda memiliki masa depan yang berkarakter, mandiri Kreatif Dan berjiwa Pancasila Dan religius.



"Oleh Karena itu Kita pemerintah yang didukung masyarakat dengan adanya hibah tanah 4.5Hektar, Kita bangun fasilitas yang lengkap dengan pengerasan jalan. Gedung pendopo dan 16unit MCK, kedepannya Kita lengkapi Lagi, "utaranya. (rls Kominfo) 


Kamis, 12 Oktober 2017

Presiden Jokowi Resmukan Tol di Sumsel


Presiden Joko Widodo meresmikan jalan tol pertama yang ada di Sumatra Selatan, pada Kamis, 12 Oktober 2017. Jalan tol pertama tersebut adalah jalan tol Palembang-Indralaya Seksi I yang menghubungkan Palembang-Pamulutan sepanjang 7,8 kilometer.
“Ini jalan tol pertama yang ada di Sumatra Selatan,” ucap Presiden.
Menyambut pencapaian tersebut, Presiden pun membebaskan biaya penggunaan tol kepada masyarakat hingga akhir tahun 2017 mendatang.
“Saya minta meskipun ini jalan tol bayar, bisa dilihat dan dinikmati masyarakat awal-awal sampai akhir tahun. Jangan dipungut (biaya) dulu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Presiden mengatakan bahwa dirinya sudah mendatangi proyek tol tersebut hingga empat kali. Hal ini dikarenakan proses pembangunan jalan tol tersebut yang membutuhkan perlakuan khusus.
“Kenapa tol ini saya datang? Ini sudah empat kali karena di sini konstruksinya khusus, biayanya dibanding dengan tol yang lain hampir 1,5 kali lipat karena harus nguruk 7 meter,” tutur Presiden.
Apalagi medan yang dihadapi para pekerja konstruksi dalam membangun jalan tol tersebut sangatlah sulit. Sehingga Presiden ingin melihat dan merasakan langsung kondisi pembangunan di lapangan.
“Mengeruk tujuh meter, menyedot air karena ini rawa-rawa, tapi konstruksi ini sudah selesai. Saya mau melihat fisik jadinya seperti apa? Seperti fisik tol yang lain, (tapi) saya kira lebih bagus,” ungkap Presiden.
Selain itu, kehadiran Presiden juga diyakini dapat memberikan semangat dan motivasi agar pembangunan jalan tol tersebut selesai tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Bahkan sejumlah persoalan yang dihadapi dalam proyek pembangunan infrastruktur akan lebih cepat terselesaikan setelah Kepala Negara turun langsung ke lapangan.
“Saya ingin setiap persoalan kita cepat selesai di lapangan,” ujar Presiden.
Pembangunan jalan tol Balikpapan-Samarinda adalah salah satu contoh di mana ada dua masalah yang belum terselesaikan, yakni jalan tol tersebut harus menembus hutan konservasi dan melalui lahan yang dimiliki Kodam.
“Dua-duanya tidak berani dibebasi (lahan). Saya langsung telepon Kodam agar diselesaikan. Satu, dua hari rampung,” ucap Presiden.
Menurutnya, persoalan-persoalan seperti itu tidak bisa diselesaikan jika Presiden tidak turun langsung melihat kondisi di lapangan. Oleh sebab itu, ia pun tak segan untuk selalu mengawasi langsung jalannya proyek infrastruktur di seluruh Tanah Air.
“Tidak bisa diselesaikan kalau kita tidak memberi perintah,” ucap Presiden.
Usai meresmikan jalan tol tersebut, Presiden didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Rini Soemarno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Sumatra Selatan Alex Noerdin meninjau jalan tol tersebut dengan berjalan kaki.
Sumber : disini

Selasa, 10 Oktober 2017

Kemensos Buka 16.092 Pendamping PKH



Kementerian Sosial (Kemensos) bulan oktober ini membuka pendaftaran rekrutmen pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) yang menyediakan 16.092 lowongan.

Jadwal pendaftaran online untuk rekrutmen ini akan resmi dibuka Kemensos pada pukul 00.00 WIB, 9 Oktober 2017. Pendaftaran itu ditutup pada 18 Oktober 2017 pukul 23.59 WIB.

Berdasar siaran pers Kemensos, pembukaan rekrutmen ini untuk mengimbangi penambahan jumlah peserta PKH pada 2018, yakni dari 6 juta menjadi 10 juta keluarga. "Peran pendamping sangat vital karena menentukan keberhasilan program PKH," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Kemensos.

Data Kemensos mencatat lowongan 16.092 pendamping PKH itu terbagi dalam sejumlah kategori penempatan. Sebanyak 14.227 lowongan dibutuhkan untuk posisi Pendamping Sosial dan Pendamping Sosial PKH Akses. Lalu, posisi Pekerja Sosial Supervisor memerlukan 877 orang.

Sementara untuk posisi Administrator Database, tersedia 607 lowongan. Terakhir, Kemensos membutuhkan Asisten Pendamping sebanyak 172 orang bagi Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK). Selain itu, Kemensos juga akan merekrut koordinator kabupaten/kota sebanyak 193 orang, koordinator wilayah sebanyak 9 orang serta 7 orang koordinator regional.


DOWNLOAD APLIKASI DISNI

Daftar Kualifikasi Lowongan Pendamping PKH Kemensos 2017

1. Pekerja Sosial Supervisor (877 orang)

Keterangan: Berkedudukan di Kabupaten/Kota setempat
Kualifikasi:
a. Minimal D.IV/S1 Ilmu Kesejahteraan Sosial/Pekerja Sosial
b. Diutamakan pengalaman menjadi pendamping sosial PKH denggn latar belakang pendidikan DIV/S1 Ilmu Kesejahteraan Sosial/Pekerja Sosial
c. Mempunyai pengalaman praktek pekerjaan sosial
d. Menguasai MS Office
e. Usia maksimum 45 tahun.

2. Pendamping Sosial (12.214 orang)

Keterangan: Berkedudukan di Kecamatan setempat
Kualifikasi:
a. Pendidikan D.III/ D.IV/Sarjana Pekerjaan Sosial/Kesejahteraan Sosial/Sarjana di bidang ilmu-ilmu sosial terapan. Diutamakan yang pernah mengikuti pelatihan dan/atau berpengalaman praktek di bidang pendampingan sosial/fasilitator pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi sosial, perlindungan sosial, jaminan sosial, dan program penanggulangan kemiskinan lainnya
b. Diutamakan bertempat tinggal di wilayah kecamatan lokasi pelaksanaan PKH (sesuai alamat tinggal/domisili saat ini).
c. Menguasai MS Office.
d. Usia maksimum 35 tahun

3. Pendamping Sosial PKH Akses (2.013 orang)

Keterangan: Berkedudukan di Kecamatan Setempat
Kualifikasi:
a. Pendidikan minimal tingkat SMA, diutamakan lulusan SMK Pekerjaan Sosial (SMKPS), diutamakan yang pernah mengikuti pelatihan dan/atau pengalaman praktek pekerjaan sosial di berbagai bidang pelayanan kesejahteraan sosial dan tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK) minimal 1 tahun
b. Diutamakan bertempat tinggal di wilayah kecamatan lokasi pelaksanaan PKH (sesuai alamat tinggal/domisili saat ini)
c. Mampu berkomunikasi dengan masyarakat kampung secara baik dan memahami karakteritik masyarakat serta adat istiadat setempat;
d. Bersedia ditempatkan di distrik-distrik yang jauh dari ibukota kabupaten.
e. Usia maksimum 45 tahun

4. Asisten Pendamping Sosial (172 orang)

Keterangan: Berkedudukan di Kecamatan setempat
Kualifikasi:
a. Pengalaman Kerja sebagai Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) minimal 1 tahun dan memiliki pendidikan minimal SMA/Sederajat;
b. Diutamakan bertempat tinggal di wilayah kecamatan lokasi pelaksanaan PKH (sesuai alamat tinggal/domisili saat ini)
c. Mampu berkomunikasi dengan masyarakat kampung secara baik dan memahami karakteristik masyarakat serta adat istiadat setempat
d. Usia maksimum 45 tahun

5. Administrator Database Provinsi/Kabupaten/Kota (607 orang)

Keterangan: Berkedudukan di Prov/Kab/Kota setempat
Kualifikasi:
a. Pendidikan Diploma/Sarjana di bidang Ilmu Komputer/ Informatika/Statistika dan rumpun ilmu Sains dan Teknologi diutamakan yang pernah mengikuti pelatihan dan/atau pengalaman praktek di bidang komputer/ pengolahan data dan internet
b. Diutamakan bertempat tinggal di wilayah kecamatan di kabupaten/kota lokasi pelaksanaan PKH (sesuai alamat tinggal/domisili saat ini)
c. Usia maksimum 35 tahun.

6. Koordinator Regional (7 orang)

Keterangan: Berkedudukan di Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Papua dan Sumatera Utara
Kualifikasi:
a. Memiliki pengalaman kerja sebagai Koordinator Wilayah PKH minimal 2 tahun
b. Memiliki pengalaman kerja sebagai Koordinator Kab/Kota PKH minimal 4 tahun
c. Memiliki pengalaman kerja sebagai Operator PKH Provinsi/ Kab/Kota minimal 5 tahun
d. Memiliki hasil evaluasi kinerja baik dan rekomendasi dari Dinas/Instansi Sosial Provinsi
e. Membuat surat pernyataan: (1) Bersedia mengikuti proses seleksi Koordinator Regional yang diadakan oleh Direktorat Jaminan Sosial Keluarga; (2) Bersedia ditempatkan di seluruh regional;
(3) Bersedia bekerja penuh waktu dan tidak terikat pekerjaan dengan pihak lain
f. Berdomisili di lokasi yang membutuhkan Koordinator Regional.

7. Koordinator Kabupaten/Kota (193 orang)

Keterangan: Berkedudukan di Kab/Kota setempat
Kualifikasi:
a. Memiliki pengalaman kerja sebagai Pendamping Sosial minimal selama 5 tahun.
b. Memiliki pengalaman kerja sebagai Operator minimal selama 5 tahun.
c. Berkinerja baik berdasarkan penilaian kinerja Dinas Sosial Kabupaten/Kota dan belum pernah mendapatkan Surat Peringatan (SP) dalam 4 (empat) bulan terakhir.
d. Membuat surat pernyataan: (1) Bersedia mengikuti proses seleksi Koordinator Kabupaten/kota yang diadakan oleh Direktorat Jaminan Sosial Keluarga; (2) Bersedia bekerja penuh waktu dan tidak terikat pekerjaan dengan pihak lain
e. Mendapatkan rekomendasi dari Dinas Sosial Kabupaten/Kota.
f. Berdomisili di kabupaten/Kota yang dibutuhkan.

Persyaratan Pelamar Lowongan Pendamping PKH Kemensos 2017

1. Tidak berkedudukan sebagai CPNS/PNS/TNI/POLRI;
2. Siap dan bersedia bekerja purna waktu (full time);
3. Bukan pengurus, anggota, dan atau berafiliasi Partai Politik (isi formulir pernyataan yang tersedia);
4. Tidak pernah atau sedang tersangkut kasus hukum baik pidana maupun perdata, dibuktikan SKCK;
5. Memiliki pendidikan sesuai prasyarat jabatan yang dibuktikan dengan ijasah terlegalisir;
6. Usia miminal 19 tahun maksimal 45 (empat puluh lima) tahun pada bulan Oktober 2017;
7. Bebas dari narkoba dan zat adiktif lainnya;
8. Sehat jasmani dan rohani;
9. Tidak terikat kontrak kerja dengan pihak lain;
10. Bersedia menandatangani Pakta Integritas apabila terpilih;
11. Mengikuti seluruh tahapan seleksi.

Tata Cara Pendaftaran Lowongan Pendamping PKH Kemensos 2017

1. Pendaftaran online pada 9-18 Oktober 2017
2. Pendaftaran online dapat dilakukan melalui aplikasi berbasis android dengan nama Seleksi SDM PKH 2017 yang dapat diunduh di google play store.
3. Pelamar melakukan login pada aplikasi “Seleksi SDM PKH 2017” dengan menggunakan NIK.
4. Pelamar mengisi form pendaftaran secara lengkap yang terdiri dari; Data domisili, Data pendidikan terakhir, Data pengalaman kerja, Data sertifikat (bila ada), Data penghargaan (bila ada).
5. Pelamar mengunggah; Foto KTP asli dan atau surat keterangan domisili, Foto ijazah asli terakhir.

Informasi resmi soal rekrutmen ini bisa diakses laman resmi Kemensos. Informasi lengkap sekaligus resmi dari Kementerian Sosial mengenai jadwal, syarat dan tata cara pendaftaran lowongan pendamping PKH bisa dilihat dalam tautan ini.

Jumat, 10 Maret 2017

Pernyataan Hasil Muktamar Internasional Ahlussunnah Wal Jamaah 

Berikut poin-poin hasil dari muktamar:

Ahlussunnah Wal Jamaah adalah Asyairah dan Maturidiyah dalam akidah, empat mazhab Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali dalam fikih, serta ahli tasawuf yang murni –ilmu dan akhlak—sesuai manhaj Imam Junaeid dan para ulama yang meniti jalannya. Itu adalah manhaj yang menghargai seluruh ilmu yang berkhidmah kepada wahyu (Al-Quran dan Sunnah), dan telah benar-benar menyingkap tentang ajaran-ajaran agama ini dan tujuan-tujuannya dalam menjaga jiwa dan akal, menjaga agama dari distorsi dan permainan tangan-tangan jahil, menjaga harta dan kehormatan manusia, serta menjaga akhlak yang mulia.Al-Quran Al-Karim adalah bangunan yang dikelilingi oleh berbagai ilmu yang membantu untuk menggali makna-maknanya dan mengetahui tujuan-tujuannya yang mengantarkan manusia kepada ma’rifat kepada Allah SWT., mengeluarkan ilmu-ilmu yang terkandung di dalamnya, mengejawantahkan kandungan ayat-ayatnya ke dalam kehidupan, peradaban, sastra, seni, akhak, kasih sayang, kedamaian, keimanan dan pembangunan. Serta menyebarkan perdamainan dan keamanan di seluruh dunia sehingga bangsa-bangsa lain dapat melihat dengan jelas bahwa agama ini adalah rahmat bagi seluruh semesta alam, serta jaminan kebahagiaan di dunia dan akhirat.Manhaj Ahlussunnah Wal Jamaah adalah Manhaj Islam yang paling komprehensif, detil dan akurat. Manhaj ini paling perhatian dalam memilih referensi-referensi ilmiah dan metodologi pendidikan yang mencerminkan secara benar tentang cara berpikir seorang muslim dalam memahami syariat dan mengetahui realitas dengan berbagai kerumitannya serta cara mengaitkannya secara baik.Lembaga-lembaga pendidikan Ahlussunnah Wal Jamaah sejak beberapa abad telah sukses menghasilkan ribuan ulama yang tersebar di seluruh penjuru dunia dari Siberia hingga Nigeria, serta dari Tangier hingga Jakarta. Mereka telah menduduki berbagai posisi dan jabatan, serta mengemban amanah di sektor fatwa, peradilan, pendidikan dan khutbah. Sehingga masyarakat diliputi oleh keamanan. Mereka juga berhasil memadamkan api fitnah dan peperangan, sehingga kondisi negara menjadi stabil. Dan mereka pun telah menyebarkan ilmu yang benar.Sepanjang sejarah, Ahlussunnah Wal Jamaah senantiasa memantau berbagai pemikiran yang menyimpang dan memantau tulisan dan konsep berbagai kelompok. Kemudian mereka menimbang semua itu dalam parameter ilmu serta memberikan kritik dan bantahan. Mereka juga senantiasa menunjukkan keberanian dan ketegasan dalam menghadapi berbagai fenomena penyimpangan. Mereka menggunakan piranti ilmu-ilmu yang kuat dalam melakukan pengawasan dan koreksi. Setiap kali Manhaj Ahlussuunnah Wal Jamaah tersebar secara aktif maka gelombang ekstremisme pasti akan surut. Sehingga kondisi umat Islam stabil dan dapat kosentrasi dalam menciptakan sebuah peradaban. Sehingga didapati para cendekiawan muslim yang berkontribusi dalam ilmu aljabar, perbandingan, perhitungan dan trigonometri. Serta ilmu geometri analitis, pecahan, algoritma, berat (massa), kedokteran dan oftalmologi, psikiatri, onkolog, epidemi, embrio, obat-obatan, ensiklopedia farmasi, ilmu flora dan fauna, gravitasi, astronomi dan lingkungan, ilmu akustik, ilmu optik dan ilmu-ilmu lainnya. Itu semua adalah buah dari Manhaj Ahlussunnah Wal Jamaah yang tidak terbantahkan.Sepanjang sejarah berulang-ulang muncul badai gelombang pemikiran menyimpang yang mengklaim berafiliasi kepada wahyu namun membangkang terhadap metodologi ilmiah yang benar dan ingin menghancurkannya. Serta mengusik keamanan dan kenyamanan masyarakat. Gelombang pertama yang sesat dan membahayakan itu adalah Khawarij klasik hingga sampai pada Neo-Khawarij saat ini dari kalangan Salafi Takfiri dan ISIS serta semua kelompok radikal yang meniti jalan mereka yang memiliki kesamaan, yaitu distorsi, pemalsuan dan interpretasi bodoh akan ajaran agama ini. Karenanya mereka melahirkan puluhan konsep yang rancu dan interpretasi batil yang melahirkan takfir, penghancuran, pertumpahan darah dan pengerusakan serta penodaan citra Islam dan menyebabkan Islam diperangi dan dimusuhi. Hal inilah yang meniscayakan para ulama untuk membersihkan Islam dari semua hal itu, berdasarkan sabda Nabi SAW. dalam hadis sahih: “‘Ilmu ini diemban dari setiap generasi oleh orang-orang yang adil, mereka membersihkan ilmu dari penyimpangan orang yang melewati batas, kedustaan para pembuat kebatilan dan interpretasi orang-orang yang bodoh.”Dengan seizin Allah, Muktamar ini merupakan titik balik yang berkah untuk meluruskan penyimpangan akut yang berbahaya yang mendominasi pengertian “Ahlussunnah Wal Jamaah” setelah berbagai upaya pencatutan kalangan ektremis akan istilah ini dan membatasinya hanya pada diri mereka serta mengafirkan umat Islam lainnya. Pelurusan penyimpangan ini dilakukan dengan mengaktifkan metode ilmiah yang kuat dan otentik yang diterapkan oleh lembaga-lembaga pendidikan kita yang besar yang merupakan benteng keamanan dalam membantah berbagai wacana takfiri dan ekstremis. Hal ini juga dilakukan dengan mengirimkan pesan-pesan keamanan, kasih sayang dan perdamaian ke seluruh penjuru dunia sehingga –dengan izin Allah—seluruh negeri kita kembali menjadi mimbar cahaya dan sumber hidayah. (dz/ruwaqazhar.com)

Selasa, 13 Desember 2016

Pidato di Kongres XV, Nusron Wahid: GP Ansor Harus Bermanfaat Bagi Sesama

Jakarta - Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid menekankan pentingnya warga Ansor menjadi penggerak ekonomi untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia. 

Hal itu dikatakan Nusron dalam pidato pembukaan Silaturahmi Akbar dan Kongres XV Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) yang secara resmi dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, di Pondok Pesantren Sunan Padanaran, Sleman, Yogyakarta, Kamis (26/11/2015).

Hadir juga dalam acara tersebut antara lain Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Menkopulhukam Luhut B Panjaitan serta tokoh nasional lainnya.

Dalam rangkaian pembukaan Silaturahmi Akbar dan Kongres XV GP Ansor dilakukan pula penyerahan Wakaf Alquran dan sumbangan renovasi tempat ibadah oleh Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas untuk daerah terdampak musibah kebakaran lahan. Dilakukan juga penandatanganan MoU antara GP Ansor dengan sejumlah lembaga keuangan dan asuransi, yakni Program Pemberdayaan Agen Keuangan dan Ekonomi berbasis Pesantren.

Nusron Wahid mengungkapkan, problem yang harus dihadapi bangsa Indonesia saat ini ada tiga yakni bagaimana menjaga kebhinekaan dan keutuhan NKRI yang masih selalu ada yang menodai, bagaimana mengatasi kemiskinan yang masih dirasakan oleh jutaan rakyat, dan bagaimana mencegah dan menindak praktik korupsi.

"Bicara kebinekaan, selagi masih ada kekerasan atas nama agama maka itu masih menjadi tantangan kita Ansor, Bicara soal kemiskinan, kalau ada kelompok kelaparan maka itu tantangan kita bagaimana ikut mengentaskan, dan selagi masih ada korupsi, berarti masih ada yang harus dikerjakan GP Ansor," kata Nusron.

Dan dari tiga masalah yang harus dihadapi bangsa Indonesia tersebut, Nusron menekankan bagaimana pentingnya Ansor dan NU menjadi penggerak ekonomi untuk mengentaskan kemiskinan tersebut. 
Mengutip data BPS, Nusron mengungkapkan bahwa 70% kemiskinan di Indonesia ada di pedesaan. Tidak hanya kemiskinan di usia uzur, tetapi juga usia produktif.

"Bicara pedesaan, berarti bicara NU, bicara produktif, maka berarti bicara pemuda, bicara pemuda, maka sudah tentu bicara Ansor. Dan kalau pemudanya miskin, maka Ansor juga miskin, kalau Ansornya miskin, maka NU juga miskin, dan kalau NU miskin, maka bangsa ini juga miskin. Maka wajib hukumnya itu menjadi perjuangan Ansor," ujarnya.

Menurut Nusron, keseriusan Ansor sebagai penggerak ekonomi di pedesaan ditunjukkan dengan kebijakan mewajibkan semua cabang punya badan usaha. Jika ada cabang GP Ansor, maka hak suaranya dalam kongres akan dicabut.

"Karena Ansor harus memberikan manfaat bagi sesama. Harus menjadi penggerak ekonomi di daerah," tukasnya.

Dalam kesempatan itu, Nusron juga melaporkan kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla bahwa saat ini GP Ansor punya 687 unit usaha gerakan ekonomi, yang asetnya mencapai Rp 3,6 triliun.

Nusron menegaskan, wajah Ansor hari ini adalah wajah NU masa depan, wajah NU hari ini adalah wajah negeri ini di masa depan. 

"Apa yang terjadi pada warga NU, akan berimplikasi pada Indonesia. Semakin sejahtera warga NU, maka akan semakin sejahtera Indonesia. Semakin baik Ansor, semakin baik NU, semakin baik NU, semakin baik juga Indonesia. Kalau ingin bangsa Indonesia mandiri, maka NU harus mandiri, kalau NU ingin mandiri, maka Ansor harus mandiri, harus mampu berdikari," jelasnya.

Dalam pidatonya, Nusron juga menekankan bahwa GP Ansor meyakini untuk mengentaskan kemiskinan, selain soal pendidikan, juga soal akses keuangan. Karena itulah, GP Ansor bekerja sama dengan berbagai badan keuangan dan asuransi agar warga Ansor dan NU bisa mengakses modal untuk usaha.

Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sambutannya menyampaikan kebanggaannya dengan semangat GP Ansor di bawah kepemimpinan Nusron Wahid. Terlebih, banyak gebrakan Ansor untuk menggerakkan sektor perekonomian dengan menggandeng koorporasi dan lembaga keuangan serta lembaga asuransi.

"Itulah semangat generasi muda bagaimana memajukan bangsa ini. Kita juga bangga GP Ansor tetap pada langkahnya menjaga keutuhan dan kebinekaan bangsa ini," kata JK.

Menurut JK, upaya menggerakkan sektor perekonomian sangatlah penting dalam upaya memajukan bangsa.

"Kita membutuhkan kemajuan dan kemakmuran untuk melindungi diri dan melindungi kita sesama," ujar JK.

Karena itulah, JK merasa bangga ketika Kongres GP Ansor ini dibuka dengan gerakan bidang ekonomi. Karena bidang ekonomi lah yang salah satunya bisa meningkatkan keimananmanusia.

"Karena ada kalanya kemiskinan akan mendekatkan kekufuran," tukasnya.

Tantangan kebangsaan saat ini, lanjut JK, adalah bagaimana memakmurkan bangsa di tengah kemiskinan yang besar. Untuk itu, dia mendukung kerjasama GP Ansor dan lembaga keuangan agar tercipta pemerataan dan keadilan. Kepada para pimpinan lembaga keuangan yang hadir, JK juga meminta agar mereka mau menurunkan bunga bank agar rakyat yang maulai mau mengakses keuangan tidak terlalu berat bebannya untuk bisa mengembangkan usaha.

Sabtu, 03 Desember 2016

Sejarah Organisasi Gp. Ansor

Kelahiran Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) diwarnai oleh semangat perjuangan, nasionalisme, pembebasan, dan epos kepahlawanan. GP Ansor terlahir dalam suasana keterpaduan antara kepeloporan pemuda pasca-Sumpah Pemuda, semangat kebangsaan, kerakyatan, dan sekaligus spirit keagamaan. Karenanya, kisah Laskar Hizbullah, Barisan Kepanduan Ansor, dan Banser (Barisan Serbaguna) sebagai bentuk perjuangan Ansor nyaris melegenda. Terutama, saat perjuangan fisik melawan penjajahan dan penumpasan G 30 S/PKI, peran Ansor sangat menonjol.

Ansor dilahirkan dari rahim Nahdlatul Ulama


Ansor dilahirkan dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) dari situasi ”konflik” internal dan tuntutan kebutuhan alamiah. Berawal dari perbedaan antara tokoh tradisional dan tokoh modernis yang muncul di tubuh Nahdlatul Wathan, organisasi keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan Islam, pembinaan mubaligh, dan pembinaan kader. KH Abdul Wahab Hasbullah, tokoh tradisional dan KH Mas Mansyur yang berhaluan modernis, akhirnya menempuh arus gerakan yang berbeda justru saat tengah tumbuhnya semangat untuk mendirikan organisasi kepemudaan Islam.

Dua tahun setelah perpecahan itu, pada 1924 para pemuda yang mendukung KH Abdul Wahab –yang kemudian menjadi pendiri NU– membentuk wadah dengan nama Syubbanul Wathan (Pemuda Tanah Air). Organisasi inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Gerakan Pemuda Ansor setelah sebelumnya mengalami perubahan nama seperti Persatuan Pemuda NU (PPNU), Pemuda NU (PNU), dan Anshoru Nahdlatul Oelama (ANO).

Nama Ansor ini merupakan saran KH. Abdul Wahab, “ulama besar” sekaligus guru besar kaum muda saat itu, yang diambil dari nama kehormatan yang diberikan Nabi Muhammad SAW kepada penduduk Madinah yang telah berjasa dalam perjuangan membela dan menegakkan agama Allah. Dengan demikian ANO dimaksudkan dapat mengambil hikmah serta tauladan terhadap sikap, perilaku dan semangat perjuangan para sahabat Nabi yang mendapat predikat Ansor tersebut. Gerakan ANO (yang kelak disebut GP Ansor) harus senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar Sahabat Ansor, yakni sebagi penolong, pejuang dan bahkan pelopor dalam menyiarkan, menegakkan dan membentengi ajaran Islam. Inilah komitmen awal yang harus dipegang teguh setiap anggota ANO (GP Ansor).

Meski ANO dinyatakan sebagai bagian dari NU, secara formal organisatoris belum tercantum dalam struktur organisasi NU. Hubungan ANO dengan NU saat itu masih bersifat hubungan pribadi antar tokoh. Baru pada Muktamar NU ke-9 di Banyuwangi, tepatnya pada tanggal 10 Muharram 1353 H atau 24 April 1934, ANO diterima dan disahkan sebagai bagian (departemen) pemuda NU dengan pengurus antara lain: Ketua H.M. Thohir Bakri; Wakil Ketua Abdullah Oebayd; Sekretaris H. Achmad Barawi dan Abdus Salam.

Dalam perkembangannya secara diam-diam khususnya ANO Cabang Malang, mengembangkan organisasi gerakan kepanduan yang disebut Banoe (Barisan Ansor Nahdlatul Oelama) yang kelak disebut BANSER (Barisan Serbaguna). Dalam Kongres II ANO di Malang tahun 1937. Di Kongres ini, Banoe menunjukkan kebolehan pertamakalinya dalam baris berbaris dengan mengenakan seragam dengan Komandan Moh. Syamsul Islam yang juga Ketua ANO Cabang Malang. Sedangkan instruktur umum Banoe Malang adalah Mayor TNI Hamid Rusydi, tokoh yang namaya tetap dikenang dan bahkan diabadikan sebagai sama salah satu jalan di kota Malang.

Salah satu keputusan penting Kongres II ANO di Malang tersebut adalah didirikannya Banoe di tiap cabang ANO. Selain itu, menyempurnakan Anggaran Rumah Tangga ANO terutama yang menyangkut soal Banoe.

Pada masa pendudukan Jepang organisasi-organisasi pemuda diberangus oleh pemerintah kolonial Jepang termasuk ANO. Setelah revolusi fisik (1945 – 1949) usai, tokoh ANO Surabaya, Moh. Chusaini Tiway, melempar mengemukakan ide untuk mengaktifkan kembali ANO. Ide ini mendapat sambutan positif dari KH. Wachid Hasyim, Menteri Agama RIS kala itu, maka pada tanggal 14 Desember 1949 lahir kesepakatan membangun kembali ANO dengan nama baru Gerakan Pemuda Ansor, disingkat Pemuda Ansor (kini lebih pupuler disingkat GP Ansor).

GP Ansor hingga saat ini telah berkembang sedemikan rupa menjadi organisasi kemasyarakatan pemuda di Indonesia yang memiliki watak kepemudaan, kerakyatan, keislaman dan kebangsaan. GP Ansor hingga saat ini telah berkembang memiliki 433 Cabang (Tingkat Kabupaten/Kota) di bawah koordinasi 32 Pengurus Wilayah (Tingkat Provinsi) hingga ke tingkat desa. Ditambah dengan kemampuannya mengelola keanggotaan khusus BANSER (Barisan Ansor Serbaguna) yang memiliki kualitas dan kekuatan tersendiri di tengah masyarakat, dan juga Poros Ulama Muda yang tergabung di Majelis Dzikir dan Shalawat RIJALUL ANSOR.

Di sepanjang sejarah perjalanan bangsa, dengan kemampuan dan kekuatan tersebut GP Ansor memiliki peran strategis dan signifikan dalam perkembangan masyarakat Indonesia. GP Ansor mampu mempertahankan eksistensi dirinya, mampu mendorong percepatan mobilitas sosial, politik dan kebudayaan bagi anggotanya, serta mampu menunjukkan kualitas peran maupun kualitas keanggotaannya. GP Ansor tetap eksis dalam setiap episode sejarah perjalan bangsa dan tetap menempati posisi dan peran yang stategis dalm setiap pergantian kepemimpinan nasional.

GP Ansor adalah masa depan NU dan Indonesia

Jumat, 02 Desember 2016

Peran Kader GP Ansor Dalam Melestarikan Karakter Kebangsaan

A.    Pendahuluan

Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak dapat hidup sendiri tanpa melakukan interaksi dengan individu lainnya. Pada hakikatnya setiap individu tidak ada yang sempurna, masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Kekurangan tersebut akan terpenuhi manakala melakukan interaksi sosial.

Dalam melakukan interaksi sosial, seluruh anggota masyarakat menciptakan suatu sistem nilai dan norma. Sistem nilai dan norma tersebut berfungsi sebagai acuan/pedoman dalam melakukan segala aktivitas di masyarakat. Begitu juga dengan para kader Nahdlatul Ulama (NU) yang mana tanpa adanya norma, para kader NU cenderung melakukan peran sosial semaunya sendiri. Hal tersebut akan berdampak timbulnya ketidakseimbangan sosial. Sistem norma yang telah ada tidak serta merta akan membentuk para kader yang tertib, seimbang dan harmonis. Namun untuk itu diperlukan adanya “kesadaran sosial bagi seluruh anggota Kader Nahdlatul Ulama (NU)”. Dalam hal ini para kader Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor).

Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) adalah sebuah organisasi kemasyaratan pemuda di Indonesia, yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU). Organisasi ini didirikan pada tanggal 24 April 1934. GP Ansor juga mengelola Barisan Ansor Serbaguna (Banser). GP Ansor merupakan salah satu organisasi terbesar dan memiliki jaringan terluas di Indonesia, dimana memiliki akar hingga tingkat desa.

Kelahiran Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) diwarnai oleh semangat perjuangan, nasionalisme, pembebasan, dan epos kepahlawanan. GP Ansor terlahir dalam suasana keterpaduan antara kepeloporan pemuda pasca-Sumpah Pemuda, semangat kebangsaan, kerakyatan, dan sekaligus spirit keagamaan. Karenanya, kisah Laskar Hizbullah, Barisan Kepanduan Ansor, dan Barisan Ansor Serbaguna sebagai bentuk perjuangan Ansor nyaris melegenda. Terutama, saat perjuangan fisik melawan penjajahan dan penumpasan G30S, peran Ansor sangat menonjol.

Ansor dilahirkan dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) dari situasi ‘’konflik'’ internal dan tuntutan kebutuhan alamiah. Berawal dari perbedaan antara tokoh tradisional dan tokoh modernis yang muncul di tubuh Nahdlatul Wathan, organisasi keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan Islam, pembinaan mubaligh, dan pembinaan kader. KH Abdul Wahab Hasbullah, tokoh tradisional dan KH Mas Mansyur yang berhaluan modernis, akhirnya menempuh arus gerakan yang berbeda justru saat tengah tumbuhnya semangat untuk mendirikan organisasi kepemudaan Islam. Dalam hal ini, organisasi kepemudaan islam yang berkarakter.

Pembangunan karakter (character building) semakin menemukan momentumnya belakangan ini, bahkan menjadi salah satu program prioritas Kementerian Pendidikan Nasional. “Upaya ke arah pembangunan karakter tersebut dilandasi oleh kondisi karakter manusia umumnya dewasa ini, sejak dari level internasional sampai kepada tingkat personal individual, khususnya bangsa kita, kelihatan mengalami berbagai disorientasi dan kemerosotan”[1]. Karena itu, harapan dan seruan dari berbagai kalangan masyarakat kita dalam beberapa tahun terakhir untuk pembangunan kembali watak atau karakter melalui pendidikan karakter menjadi semakin meningkat dan nyaring. Karena itu, kebijakan Mendiknasmengutamakan pendidikan karakter dapat menjadi momentum penting dalam konteks ini di tanah air kita.

Sekarang ini dari hari ke hari kita menyaksikan semakin meningkatnya penyimpangan moral dan akhlak pada berbagai kalangan masyarakat, termasuk didalamnya para kader GP Ansor. Serbuan globalisasi nilai-nilai dan gaya hidup yang tidak selalu kompatibel dengan nilai-nilai dan norma-norma agama, sosial-budaya nasional dan lokal Indonesia telah menggiring mereka (Kader GP Ansor) memiliki gaya hidup hedonistik, materialistik sebagaimana banyak ditayangkan dalam telenovela dan sinetron pada berbagai saluran TV Indonesia. Ada kecenderungan, Kader GP Ansor tidak mampu melawan arus “gaya” yang menempel bersama modernisasi ini. Akibatnya, tidak heran kita menyaksikan banyak sesama organisasi kepemudaan yang terlibat dalam tawuran, kekerasan senior atas yunior, penggunaan obat-obat terlarang, tindakan asusila, dan bentuk-bentuk tindakan kriminal lainnya.Celakanya, berbagai bentuk pelanggaran itu dengan segera dan instan menyebar melalui media komunikasi instan pula seperti internet, HP, dan semacamnya.

B.     Pengertian Karakter “Charakter”

Karakter berasal dari kata Yunani charaktêr yang mengacu kepada suatu tanda yang terpatri pada sisi sebuah koin. Karakter menurut Kalidjernih lazim dipahami sebagai kualitas-kualitas moral yang awet yang terdapat atau tidak terdapat pada setiap individu yang terekspresikan melalui pola-pola perilaku atau tindakan yang dapat dievaluasi dalam berbagai situasi. “Dalam Kamus Poerwadarminta, karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang daripada yang lain”[2]. Disebut watak jika telah berlangsung dan melekat pada diri seseorang.

Secara psikologis dan socio-culturalpembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik) dalam konteks interaksi social kultural (dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan socio-cultural tersebut dapat dikelompokkan dalam olah hati (spiritual and emotional development), olah pikir (intellectual development), olah raga dan kinestetik (physical and kinestetic development), dan olah rasa dan karsa (affective and creativity development).

Olah hati berkenaan dengan perasaan sikap dan keyakinan/keimanan menghasilkan karakter jujur dan bertanggung jawab. Olah pikir berkenaan dengan proses nalar guna mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif menghasilkan pribadi cerdas. Olah raga berkenaan dengan proses persepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi, dan penciptaan aktivitas baru disertai sportivitas menghasilkan sikap bersih, sehat, dan menarik. Olah rasa dan karsa berkenaan dengan kemauan dan kreativitas yang tercermin dalam kepedulian, citra, dan penciptaan kebaruan menghasilkan kepedulian dan kreatifitas.

Bagi suatu bangsa, karakter adalah nilai-nilai keutamaan yang melekat pada setiap individu warga negara dan kemudian mengejawantah sebagai personalitas dan identitas kolektif bangsa. Karakter berfungsi sebagai kekuatan mental dan etik yang mendorong suatu bangsa merealisasikan cita-cita kebangsaannya dan menampilkan keunggulan-keunggulan komparatif, kompetitif, dan dinamis di antara bangsa-bangsa lain. Manusia Indonesia yang berkarakter kuat adalahmanusia yang memiliki sifat-sifat: religious, moderat, cerdas, dan mandiri.

1.      Religius: yang dicirikan oleh sikap hidup dan kepribadian taat beribadah, jujur, terpercaya, dermawan, saling tolong menolong, dan toleran.

2.      Moderat : yang dicirikan oleh sikap hidup yang tidak radikal dan tercermin dalam kepribadian yang tengahan antara individu dan sosial, berorientasi materi dan ruhani, serta mampu hidup dan kerjasama dalam kemajemukan.

3.      Cerdas : yang dicirikan oleh sikap hidup dan kepribadian yang rasional, cinta ilmu, terbuka, dan berpikiran maju.

4.      Mandiri : yang dicirikan oleh sikap hidup dan kepribadian merdeka, disiplin tinggi, hemat, menghargai waktu, ulet, wirausaha, kerja keras, dan memiliki cinta kebangsaan yang tinggi tanpa kehilangan orientasi nilai-nilai kemanusiaan universal dan hubungan antarperadaban bangsa-bangsa.

C.    Dampak Globalisasi Dan Perkembangan Teknologi Terhadap Kader GP Ansor

Globalisasi dan teknologi telah membuat dunia semakin terbuka akan berbagai informasi dalam waktu yang sangat singkat, karena globalisasi akan memicu perubahan pada tatanan kehidupan sesuai dengan karakteristiknya. Tentunya strategi dan implementasi yang tepat dalam merespon tantangan menjadi sangat penting. Salah satu unsur pembangunan tersebut yakni sumberdaya manusia, disamping Indonesia memiliki sumberdaya alam yang tak terukur.

Saat ini, terjadi krisis karakter dengan melihat bentuk yang sangat jelas. Hal ini bisa terlihat dari korupsi yang makin menggeliat, baik terlihat dengan kasat mata maupun sembunyi, perekonomian yang kembang kempis, konflik horizontal, kekerasan atas nama agama, karakter anarki, dsb. Proses pelemahan ini terjadi karena rapuhnya sebagai bangsa yang berkarakter dan tidak mengindahkan nilai-nilai. “GP Ansor memiliki peran penting untuk membangun karakter yang sudah mulai rapuh ini”. Kita perlu SDM unggul untuk menjadi obat penawar bagi bangsa Indonesia. 

Rasa dan semangat kebangsaan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan, karena satu sama lain saling berhubungan. Manifestasinya adalah muncul rasa cinta tanah air dan semangat solidaritas yang tinggi. “Memang tak mudah untuk membangun hal itu, namun saat ini pendidikan tersebut benar-benar dibutuhkan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas”.

Kader GP Ansor diharapkan mampu menjadi pelopor utama dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. GP Ansor lahir bukan karena partai dan penguasa, melainkan karena ada semacam kegelisahan dan aksi protes terhadap kondisi negeri yang tidak kunjung sembuh. Sebagai organisasi yang dilahirkan dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) , GP Ansor diharapkan mampu berperan dalam pembentukan masyarakat yang kritis terhadap zaman, korektif terhadap penyimpangan yang terjadi di masyarakat, dan sikap konstruktif untuk memperbaiki keadaan sebagai jalan lain dari kemunduran. “Itulah pendidikan yang harus deimplementasikan sesungguh-sungguhnya.

D.    Fungsi Kader GP Ansor Dalam Pengembangan Karakter Kebangsaan

Fungsi pengembangan keterampilan organisasi dan kepemimpinan pemuda merupakan hal yang penting. Hal ini disebabkan pemuda, selain calon penerus dan penyempurna misi risalah Ilahiah, juga calon pemimpin bangsa di masa depan.Menurut Hasan Al-Banna, perbaikan suatu umat tidak akan terwujud kecuali dengan perbaikan individu, yang dalam hal ini adalah pemuda. Perbaikan individu (pemuda) tidak akan sukses kecuali dengan perbaikan jiwa. Perbaikan jiwa tidak akan berhasil kecuali dengan pendidikan dan pembinaan. Yang dimaksud dengan pembinaan adalah membangun dan mengisi akal dengan ilmu yang berguna, mengarahkan hati lewat do’a, serta memompa dan menggiatkan jiwa lewat instropeksi diri.

Persoalan yang dianggap urgen dari kehidupan kader adalah ketika mereka harus menghadapi globalisasi yang ditandai dengan tuntutan demokratisasi dan persaingan. Demokrasi menjadi salah satu tuntutan masyarakat dunia, sebab demokrasi dianggap sebagai suatu sistem pemerintahan rasional terbaik. Tuntutan terhadap demokratisasi di Indonesia juga semakin menguat semenjak reformasi. Tuntutan kebebasan berpendapat, penegakan hukum, perlindungan terhadap HAM, keterbukaan, merupakan indikator dari demokrasi. Oleh karena itu sebagai calon pemimpin, kader GP Ansor dituntut untuk lebih memahami, dan sekaligus mampu menjalankan prinsip dan nilai-nilai demokrasi. Meskipun gerakan reformasi tahun 1998 dipelopori oleh pemuda dan mahasiswa, belum semua pemuda paham tentang demokrasi. Berbagai konflik antar mereka pada saat pemilihan pimpinan organisasi, demontrasi yang berujung pada tindakan yang anarkis mengindikasikan bahwa belum semua pemuda paham tentang demokrasi. Berdasarkan pada kondisi tersebut, salah satu  pendidikan karakter yang harus dikembangkan di kalangan GP Ansor adalah membangun karakter pemimpin melalui pelatihan-pelatihan secara rutin atau berskala. Pendidikan karakter pemimpin tersebut ditujukan kepada para elit-elit pemuda yang menjadi pengurus organisasi kepemudaan. 

Pelatihan-pelatihan yang bermutu dan berkwalitas, diharapkan mampu menambah wawasan mengenai prinsip dan karakter kepemimpinan bagi para kader GP Ansor, sehingga diharapkan kedepan mereka bisa menjadi pemimpin-pemimpin yang cerdas, bijak, dan sederhana. Sebagai implementasi dari nilai-nilai karakter yang telah diperoleh dari materi-materi yang telah diberikan. 

Menurut hemat saya, para pimpinan GP Ansor diharapkan mampu menjadi contoh “Suri Tauladan” atau model bagi kader Kader GP Ansor yang lainnya. Dengan demikian, selain ada pengendalian diri agar berbuat yang lebih baik, mereka juga dicontoh oleh kader GP Ansor yang lain. Dengan faktor internal dan eksternal inilah mereka akan menampilkan karakter sebagai kader GP Ansor yang cerdas, jujur, bertangggungjawab, dan memiliki kepedulian terhadap lingkungan maupun sahabat atau rekanya. Sebagai bentuk apresiasi, penghargaaan dan sekaligus motivasi kepada para kader GP Ansor.

E.     Membangun Karakter Kader GP Ansor Yang Berefleksi Dan Bercerdas

Membangun karakter adalah proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga berbentuk unik, menarik, dan berbeda atau dapat dibedakan dengan orang lain. “Proses membangun karakter itu memerlukan disiplin tinggi karena tidak pernah mudah dan seketika atau instant”[3]. Diperlukan refleksi mendalam untuk membuat rentetan moral choice(keputusan moral) dan ditindaklanjuti dengan aksi nyata sehingga menjadi praksis, refleksi, dan praktik. Diperlukan sejumlah waktu untuk membuat semua itu menjadi custom (kebiasaan) dan membentuk watak atau tabiat seorang kader GP Ansor. 

Kader GP Ansor itu harus berfikir dan berbuat berdasarkan kausalitas, melihat sebab akibat suatu peristiwa, sehingga tepat dalam menentukan atau memberikan pernyataan. Berfikir dan bertindak kausalitas, itulah yang dikatakan positive thinking. Positive thinking itu adalah cirinya manusia intelek. Kemudian dari positive thinking itu manusia berbuat dengan terencana, terarah dan efesien.

Terbentuknya karakter manusia ditentukan oleh dua faktor, yaitu nature(faktor alami atau fitrahdan nurture (melalui sosialisasi dan pendidikan). Faktor lingkungan yaitu usaha memberikan pendidikan dan sosialisasi dapat menentukan ”hasil” seperti apa nanti yang dihasilkannya dari seorang anak. Jadi karakter seseorang atau individu kader GP Ansor dapat dibentuk dari pengasuhan, pendidikan, dan sosialisasi positif dari lingkungannya. Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Setiap individu tentunya memiliki karakter yang berbeda-beda. Perbedaan karakter individu tersebut disebababkan oleh banyak hal, seperti lingkungan, biologis individu, polah asuh, budaya, dan lain sebagainya. Nurture dan nature merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat perkembangan. 

Karakter terbentuk dengan dipengaruhi oleh paling sedikit 5 faktor, yaitu: temperamen dasar kita (dominan, intim, stabil, cermat), keyakinan (apa yang kita percayai, paradigma), pendidikan (apa yang kita ketahui, wawasan kita), motivasi hidup (apa yang kita rasakan, semangat hidup) dan perjalanan (apa yang telah kita alami, masa lalu kita, pola asuh dan lingkungan). Helen Keller (1904) mengungkapkan “Character cannot be develop in ease and quite. Only through experience of trial and suffering can the soul be strengthened, vision cleared, ambition inspired, and success achieved”. Sehingga dengan karakter yang telah dibangun dengan kokoh, bisa menjadikan seorang individu tidak mudah dikuasai oleh seseorang ataupun kondisi tertentu.

F.     Peran Kader GP Ansor Dalam Mengembangkan Karakter Kebangsaan

Di sepanjang sejarah perjalanan bangsa, dengan kemampuan dan kekuatan tersebut GP Ansor memiliki peran strategis dan signifikan dalam perkembangan masyarakat Indonesia. GP Ansor mampu mempertahankan eksistensi dirinya, mampu mendorong percepatan mobilitas sosial, politik dan kebudayaan bagi anggotanya, serta mampu menunjukkan kualitas peran maupun kualitas keanggotaannya. GP Ansor tetap eksis dalam setiap episode sejarah perjalan bangsa dan tetap menempati posisi dan peran yang stategis dalm setiap pergantian kepemimpinan nasional.

Penghujung tahun 1960-an adalah merupakan dari babakan sejarah perjalanan panjang rezim Orde Baru. Sebuah rezim yang runtuh dipenghujung abad 20 lalu, terutama disaat munculnya tuntutan reformasi.

GP Ansor merupakan salah satu organisasi pemuda yang ikut berperan dalam menurunkan rezim Orde Baru. Sehingga puncak klimaknya pada penghujung abad 20, rezim Orde Baru dapat dilengserkan. Setelah turunya rezim Orde Baru, maka menjadi sangat urgen untuk membenahi tata pemerintahan serta perlunya pembentukan karakter kebangsaan.

“Pembangunan karakter membentuk peradaban unggul jelas merupakan tanggung jawab semua pihak. Dalam hal ini, pihak keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintah, dan tentu saja juga berbagai organisasi kemasyarakatan, termasuk gerakan dan organisasi kepemudaan”[4]. Meskipun organisasi kepemudaan bukanlah satu-satunya institusi dalam pembangunan karakter, tetapi menurut hemat saya (gerakan) Pemuda sebagai kelas menengah yang terdidik memiliki keberpihakan yang jelas, intelektualitas yang mumpuni, dan sensitivitas yang tinggi untuk menyentuh persoalan-persoalan riil masyarakat.

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Kader GP Ansor dalam rangka menumbuhkan karakter yang visioner. 

Pertama, perlu dilakukan penguatan peran pemuda sebagai kader GP Ansor. Kader GP Ansor perlu berefleksi tentang peran dan tugas mereka sebagai generasi penerus, tetapi harus mampu memainkan peranan penting sebagai iron stock yang melanjutkan perjalanan bangsa. 

Kedua orientasi pergerakan kader GP Ansor yang mencerdaskan. Menurut hemat saya munculnya gerakan pemuda yangmewujud sebagai labeling identitas simbolik dan aktivitas “daripada tidak”, disebabkan pemuda gagal memaknai gerakan dan mendefinisikan “musuh” yang dilawan. Dan karena “tidak mau susah”, akhirnya aktivis pemuda terjebak pada aktivititas seremonial. Para Kader GP Ansor semestinya bisa memainkan perannya dalam mendorong dan mengisi aktivitas gerakan dengan basis material yang kuat, keberpihakan yang jelas, intelektualitas yang mumpuni, dan sensitivitas yang tinggi untuk menyentuh persoalan-persoalan riil masyarakat. Kualitas demikian hanya mungkin dicapai dalam sistem dan kultur aktivitas gerakan yang mencerdaskan yang memberikan ruang bagi kebebasan nalar dan pikiran serta mentalitas Kader. 

Aktivitas kader GP Ansor semestinya dapat meramu berbagai programnya dengan berorientasi pada olah hati, olah pikir, olah raga dan kinestetik, dan olah rasa dan karsa. Sehingga muncul karakter kader yang jujur dan bertanggung jawab, cerdas, sikap bersih, sehat, dan menarik, serta memiliki kepedulian dan kreatifitas. 

Ketiga, dalam skala yang lebih luas, GP Ansor atau Kader GP Ansor dapat menjalin kerjasama dengan berbagai institusi untukmengakselerasikan pembentukan karakter pada berbagai segmen, lapisan, dan tingkatan masyarakat. Karena, bagaimanapun, seperti telah dikemukakan di atas, pembentukan karakter dapat sukses hanya jika seluruh komponen masyarakat dan bangsa terlibat.

G.    Gotong Royong Merupakan Karakter Bangsa Indonesia Yang Harus Dilestarikan Oleh Kader GP Ansor

Gotong Royong merupakan suatu kegiatan sosial yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia dari zaman dahulu sampai sekarang ini. Rasa kebersamaan ini muncul, karena adanya sikap sosial tanpa pamrih dari masing-masing individu untuk meringankan beban yang sedang dipikul. Hanya di Indonesia, kita bisa menemukan sikap gotong royong ini karena di negara lain tidak ada sikap ini dikarenakan saling acuh tak acuh terhadap lingkungan di sekitarnya.

Ini merupakan sikap positif yang harus di lestarikan agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kokoh & kuat di segala lini. Tidak hanya dipedesaan bisa kita jumpai sikap gotong royong, melainkan di daerah perkotaan pun bisa kita jumpai dengan mudah walaupun presentasenya lebih kecil. Karena secara culture,budaya tersebut memang sudah di tanamkan sifat ini sejak kecil hingga dewasa.

Karena ini merupakan salah satu cermin yang membuat Indonesia bersatu dari sabang hingga merauke, walaupun berbeda agama, suku & warna kulit tapi kita tetap menjadi kesatuan yang kokoh. Inilah salah satu budaya bangsa yang membuat Indonesia, di puja & puji oleh bangsa lain karena budayanya yang unik & penuh toleransi antar sesama manusia.

Membangun peradaban sebuah bangsa harus dilakukan  dengan membangun budi pekerti   serta membangkitkan semangat kebersamaan. Seperti yang telah dilakukan oleh para agamawan dan tokoh-tokoh generasi pendiri NKRI. Menurut Bung Karno, Indonesia bila ingin kembali berjaya seperti Sriwijaya dan Majapahit  tidak bisa hanya dilakukan oleh satu golongan saja, tetapi harus dilakukan secara bersama oleh semua komponen bangsa dengan melibatkan  masyarakat.

Nilai-nilai dasar Pancasila sangat penting untuk selalu dimaknai kembali, karena generasi di masa mendatang belum tentu bisa menghayati Pancasila sebagai perekat dasar yang mempersatukan Indonesia.

Indonesia merdeka karena adanya semangat gotong royong, kebersamaan dan bahu membahu. Setelah reformasi semangat tersebut seperti agak ditinggalkan. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan uang atau dana sebagai tolok ukur yang cukup untuk partsipasi dalam kegiatan kemasyarakatan.

“Di beberapa desa bahkan secara nyata uang menjadi perusak semangat gotong royong warga desa. Kehadiran dalam sebuah kebersamaan pun terkadang diwakili dengan uang. Tidak hadir ronda cukup bayar denda. Tidak hadir dalam pertemuan cukup titip uang iuran. Tidak ikut kerja bakti cukup memberi sumbangan”[5].

Program pemerintah dengan bantuan beras miskin (raskin) yang  kurang tepat sasaran dan dilaksanakan tanpa sebuah kebijaksanaan dalam permusyawaratan telah menjadikan alasan beberapa kelompok masyarakat yang tidak mendapatkan raskin, sedang mereka merasa miskin, akhirnya tidak mau lagi ikut kerja bakti.

Dalam banyak peristiwa terorisme belakangan ini salah satu penyebabnya adalah tidak berjalannya pengawasan masyarakat adalah sudah mulai lunturnya semangat gorong royong. Dengan kurangnya semangat gotong royong, maka masyarakat menjadi tidak peka terhadap sesuatu yang terjadi di lingkungannya. Gotong royong adalah pola pertahanan terbaik dalam masyarakat, gotong royong mampu menjadi alat komunikasi yang efektif.

Yang masih diharapkan untuk terus menjaga kegotongroyongan adalah masyarakat Indonesia sendiri. Dalam hal ini, GP Ansor sebagai Organisasi kepemudaan diharapkan mampu menanamkan prinsip kebersamaan kepada para kadernya. Sehingga dengan ditanamkanya prinsip kebersamaan, para kader GP Ansor mampu menumbuhkan semangat gotong royong terhadap sesama.

Intinya yaitu kader GP Ansor harus mampu menerapkan dan mengaplikasikan prinsip kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Melalui prinsip kebersamaan, para kader GP Ansor diharapkan mampu menjadi penjaga pilar kejayaan Pancasila dengan tetap menjaga semangat kegotongroyongan di dalam kehidupan bermasyarakat dan berkebangsaan. 

H.    Penutup

Dalam melakukan interaksi sosial, seluruh anggota masyarakat menciptakan suatu sistem nilai dan norma. Sistem nilai dan norma tersebut berfungsi sebagai acuan/pedoman dalam melakukan segala aktivitas di masyarakat. Begitu juga dengan para kader GP Ansor yang mana tanpa adanya norma, kader GP Ansor cenderung melakukan peran sosial semaunya sendiri. Hal tersebut akan berdampak timbulnya ketidakseimbangan sosial. Sistem norma yang telah ada tidak serta merta akan membentuk para kader yang tertib, seimbang dan harmonis. Namun untuk itu diperlukan adanya “kesadaran sosial bagi seluruh anggota Kader Ansor”.

Membangun karakter adalah proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga berbentuk unik, menarik, dan berbeda atau dapat dibedakan dengan orang lain. Proses membangun karakter itu memerlukan disiplin tinggi karena tidak pernah mudah dan seketika atau instant. Diperlukan refleksi mendalam untuk membuat rentetan moral choice (keputusan moral) dan ditindaklanjuti dengan aksi nyata sehingga menjadi praksis, refleksi, dan praktik. Diperlukan sejumlah waktuuntuk membuat semua itu menjadi custom(kebiasaan) dan membentuk watak atau tabiat seorang kader GP Ansor.

GP Ansor merupakan salah satu organisasi pemuda yang ikut berperan dalam menurunkan rezim Orde Baru. Sehingga puncak klimaknya pada penghujung abad 20, rezim Orde Baru dapat dilengserkan. Setelah turunya rezim Orde Baru, maka menjadi sangat urgen untuk membenahi tata pemerintahan serta perlunya pembentukan karakter kebangsaan Khususnya bagi kader GP Ansor itu sendiri.

Karakter seseorang atau individu kader GP Ansor dapat dibentuk dari pengasuhan, pendidikan, dan sosialisasi positif dari lingkungannya. Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Setiap individu tentunya memiliki karakter yang berbeda-beda. Perbedaan karakter individu tersebut disebababkan oleh banyak hal, seperti lingkungan, biologis individu, polah asuh, budaya, dan lain sebagainya. Nurture dan nature merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat perkembangan.

Yang masih diharapkan untuk terus menjaga kegotongroyongan adalah masyarakat Indonesia sendiri. Dalam hal ini, GP Ansor sebagai Organisasi kepemudaan diharapkan mampu menanamkan prinsip kebersamaan kepada para kadernya di dalam atau luar arena pengkaderan. Sehingga dengan ditanamkanya prinsip kebersamaan, diharapkan para kader GP Ansor mampu menumbuhkan semangat gotong royong terhadap sesama.

I.       Daftar Pustaka

1.       Kementerian Pendidikan Nasional, Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa, Jakarta, 2010.

2.       Dasim Budimansyah, Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan untuk Membangun Karakter Bangsa, Bandung: Widya Aksara Press, 2010, hal 30.

3.       Mubiar Purwasasmita, “Memaknai Konsep Alam Cerdas dan kearifan Nilai Budaya Lokal dalam Pendidikan Karakter Bangsa”, dalam Prosiding seminar Aktualisasi Pendidikan Karakter, Bandung: Widya Aksara Press, 2010

Kamis, 01 Desember 2016

Pengurus Gp. Ansor kabupaten muratara Dari pojok kiri - Ketua , Sekretaris, dan Wakil ketua 1 bidang pengkaderan.

Semangat membangun organisasi ansor dan banser muratara ada ditangan pemuda yang mempunyai jiwa optimisme dan kematangan serta kesiapan mengabdi untuk agama,  nusa dan bangsa.

Serta cinta tanah air,  dengan keyakinan menjaga nkri merupakan harga mati bagi pemuda2 organisasi ansor banser kabupaten muratara.

Tugas dan tanggungjawab barisan ansor serbaguna ( BANSER )

Kedudukan Banser

Banser atau Barisan Ansor Serbaguna merupakan tenaga inti GP Ansor sebagai penggerak, pengemban, dan pengaman program-program sosial kemasyarakatan yang keanggotaannya memiliki kualifikasi: disiplin dan dedikasi tinggi, ketahanan fisik dan mental yang tangguh, penuh daya juang dan dapat mewujudkan cita-cita GP Ansor dan kemaslahatan umum.

Banser memiliki pola hubungan instruktif, koordinatif dan konsultatif baik secara vertikal maupun horisontal di seluruh satuan koordinasi melalui Pimpinan GP Ansor.

Tugas dan Kegiatan Utama Serta Tanggungjawab Banser

Tugas dan kegiatan utama Banser meliputi:

Kegiatan keagamaan dan sosial kemasyarakatan untuk pembangunanPengamanan lingkunganKegiatan bela negaraTanggungjawab Banser meliputi:

Menjaga, memelihara, menjamin kelangsungan hidup dan kejayaan organisasi khususnya dan terutama bagi keluarga Nahdlatul UlamaBersama dengan kekuatan bangsa lain untuk tetap menjaga dan menjamin keutuhan bangsa dari segala ancaman, hambatan, gangguan dan tantangan.Dalam pelaksanaan keorganisasian, Banser dikendalikan dan diawasi oleh GP Ansor di semua tingkatan dengan pola mekanisme koordinasi Ketua GP Ansor mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi kepada Komandan di semua tingkatan. Sedangkan hubungan antara Komandan kepada Ketua GP Ansor disemua tingkatan hanya terbatas pada hubungan konsultatif. Pola pelaksanaan organisasi ini menunjukkan bahwa pemberian status semi otonom pada Banser merupakan kewenangan yang diberikan oleh Ketua GP Ansor pada Satuan Koordinasi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan internbal Banser, sedangkan untuk kepentingan eksternal harus terkait langsung dengan ketua GP Ansor.

Pengertian semi otonom seperti dijelaskan di atas harus dipahami secara menyeluruh oleh para pelaksana Organisasi Banser, sehingga akan dapat mengantisipasi terjadinya ketimpangan organisasi dimana Banser merasa memiliki nilai lebih ketimbang GP Ansor sehingga mereka tidak mau dikendalikan dan diarahkan oleh GP Ansor.

Mekanisme kerja antara GP Ansor dengan Bansere di semua tingkatan memenuhi mekanisme sbb:

Paradigma Baru Banser

Banser sebagai kader inti yang menjadi bagian integral GP Ansor sudah mulai melakukan perubahan internal. Perubahan paradigma Banser yang sebelumnya berorientasi militeristik telah ditinjau-ulang karena tidak sejalan lagi dengan semangat zaman. Kini Banser tidak hanya ditempatkan sebagai kekuatan paramiliter dan penjaga keamanaan, akan tatapi Banser telah memiliki paradigma baru yang berorientasi pada semangat civil society yang juga diprogramkan GP Ansor. Ini berarti Banser ke depan ditempatkan menjadi sayap kekuatan GP Ansor yang berorientasi pada kerja-kerja kemanusiaan yang konkret, peduli, dan ramah. Kekuatan Banser hendaknya senantiasa menjadi alat kepanjangan GP Ansor untuk menolong dan bertindak demi kemanusiaan, khususnya bagi warga NU, umat Islam, dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Ini berarti Banser tidak hanya bertugas mengamankan situasi dan kondisi, serta lingkungan dimana kekuatan Banser berada. Akan tetapi Banser paling tidak dapat menjadi kekuatan semacam Satkorlak atau Tim SAR yang bertugas untuk menyelamatkan masyarakat dari penderitaan hidupnya, baik penderitan akibat bencana alam yang sering terjadi, maupun penderitaan sosial dan ekonomi. Pelatihan-pelatihan ketrampilan menjadi prioritas Banser, sehingga dengan demikian paradigmanya terus bergeser ke arah pemberdayaan masyarakat sipil yang berorientasi kemanusiaan dan profesionalisme.

Hati2 bermain media sosial

“GP Ansor Ajak Netizen Hormati Ulama”


Jakarta – Rencana aksi beberapa kelompok Umat Islam pada 2 Desember 2016 mendatang yang dikemas dengan penggelaran ibadah sholat Jum’at di sepanjang jalan protokol Thamrin-Sudirman Jakarta menuai pro kontra di kalangan masyarakat. Perbedaan pendapat yang dilontarkan berbagai pihak di dunia maya semakin hari semakin memanas dan dapat menyulut konflik.


Sebelumnya, beberapa ulama dan tokoh agama seperti Buya Syafii Ma’arif, Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj, KH. Quraish Shihab, tak luput dari cacian, kecaman dan makian netizen. Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor sangat menyesalkan tindakan netizen yang tanpa kontrol moral dan etika, mem-bully, menjelek-jelekkan, bahkan menghina secara fisik tokoh-tokoh agama dan ulama.


“GP Ansor menghimbau netizen lebih dewasa dan santun dalam menggunakan media sosial. Tak pantas rasanya akun-akun media sosial yang menghina kyai dan ulama itu justru banyak milik anak-anak muda yang seharusnya memberi rasa hormat kepada orang yang lebih tua. Apalagi beliau-beliau itu panutan umat,” tandas Ketua Umum PP GP Ansor, H. Yaqut Cholil Qoumas pada Jumat, 25 November 2016, di Jakarta.


GP Ansor mengajak para tokoh masyarakat dan elit politik ikut menyejukkan suasana nasional saat ini dengan tidak melontarkan pernyataan yang cenderung provokatif, menghindari pernyataan yang menyinggung perasaan umat beragama dan menjadi teladan dengan akhlaqul karimah. “Hari ini kita belajar keteladanan dari akhlaqnya Gus Mus. Beberapa pelaku penghinaan terhadap Gus Mus di Medsos yang datang ke kediaman Beliau untuk meminta maaf diterima dengan baik, tanpa pernah menyinggung kesalahannya. Mereka malah disuguhi makanan, diajak bercanda dan berdiskusi, tidak ada dendam,” papar pria yang biasa dipanggil Gus Yaqut ini.


Selain himbauan di atas, GP Ansor juga mendesak aparat penegak hukum untuk segera memproses hukum dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta non aktif, Basuki Tjahaja Purnama, yang dianggap sebagai pemantik kegaduhan nasional saat ini dengan adil dan secepat-cepatnya. “Demi terciptanya rasa keadilan di masyarakat, aparat penegak hukum harus bekerja profesional, adil dan cepat. Jangan ada kesan buying time dalam penyelesaian kasus ini,” pungkas Gus Yaqut.